Poto: wisata gunung batu di desa Srikaton Kecamatan Tanjung bintang.
Gebrakkasus.com – LAMSEL, – Tempat-tempat wisata yang dulunya ramai pengunjung, sebab beberapa di antaranya berakhir terbengkalai dan sepi dari aktivitas layaknya kuburan.
Pasca Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada 2020 lalu, bahkan membuat bisnis taman bermain sempat terpuruk. Ada yang tercatat dalam sejarah sampai harus tutup permanen karena bangkrut tak ada pengunjung.
Untuk mengetahui lebih lanjut tempat-tempat wisata yang sempat viral namun kini sepi seperti kuburan, salah satu di desa’ Srikaton Kecamatan Tanjung bintang kabupaten Lamsel.
Slogan “Menuju Desa Maju dan Mandiri” kini terdengar seperti ejekan getir di desa Srikaton, Kecamatan Tanjung bintang, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel). Pada hari Selasa tanggal 28/10/2025.
Terpantau’ Proyek pemandian air kolam renang dan wisata alam gunung batu yang dulunya dibanggakan, bahkan sudah diresmikan langsung oleh mantan Bupati Lamsel, kini berubah menjadi monumen kegagalan tata kelola dipemerintahan desa Srikaton.
Bangunan-bangunan yang dulu dijanjikan sebagai pusat ekonomi masyarakat kini terbengkalai, sunyi, berdebu, dan kosong melompong, ditumbuhi pohon-pohon liar menjadikan sarang Hantu.
Jalan-jalan yang dulunya bagus kini sekarang dipenuhi pohon-pohon liar hanya terlihat tumpukan bebatuan yang sepi, material proyek tersebut kini tinggallah cerita.
Seorang warga yang enggan disebut namanya menumpahkan kekecewaannya Saat ditanya soal pariwisata desa’ Srikaton.
“Ini uang rakyat dikubur hidup-hidup. Wisata desa’ itu cuma jadi pajangan. Sekarang Tidak ada penghuninya bahkan’ pedagangnya tidak ada lagi, tidak ada kegiatan. Ratusan juta rupiah uang rakyat habis entah ke mana,” ungkapnya dengan nada geram. Pada hari Selasa tanggal 28/10/2025.
Kekecewaan warga ini semakin dalam saat menyinggung soal uang yang dikelola, seharusnya menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat sekitar.
“Pengeloan Wisata itu katanya ada, tapi kami tak pernah tahu dijadikan apa usahanya. Tidak ada laporan, tidak ada hasil. Semua cuma formalitas di atas kertas saja,” kata warga lainnya.
Lebih jauh, muncul dugaan serius bahwa mantan Kepala desa Srikaton, Sugiman, saat dikonfirmasi Dengan sengaja membiarkan itu semua, dan memanfaatkan keuntungan untuk kepentingan pribadinya.
“Dulunya penghasilan dalam sebulan sekali mencapai Rp 20 juta”, ungkapnya”, Sugiman.
Diketahui, Tanah regerter yang seharusnya tidak boleh dijadikan tempat wisata namun’ anehnya didesa tersebut dijadikan wisata.
“Kami tidak melarang pembangunan. Tapi kalau itu aset desa, harusnya jelas, disewa atau dijual? Kalau disewa, mana uangnya untuk kas desa? Kalau dijual, kok bisa?” ungkap warga lain yang mulai kehilangan kesabaran.
Fakta di lapangan memperkuat dugaan itu. Warga menyebut itu hanya berjalan cuman sebentar.
“Pariwisata yang mati tersebut sudah lebih dari 5 tahun. Cuma sempat hidup suatu tahun setelah diresmikan. Sekarang malah tutup total yang berdiri gubuk- gubuk kumuh dan cuman meninggal kenangan,” kata seorang warga setempat.
Ketika wartawan mencoba meminta penjelasan di lokasi, seorang perempuan paruh baya yang mengaku warga setempat sekitar mengatakan:
“Benar dulu itu memang diresmikan oleh mantan Bupati, namun sampai saat ini terbengkalai.”
Warga setempat mengakui bahwa pariwisata memang mati suri.
“Pariwisata itu sempat jalan satu tahun di 2019, tapi karena, kopit Saat itu makanya mati atau terbengkalai seperti saat ini” katanya.
“Kita belum mengetahui detail pengelolaannya maupun praktik sewa menyewa di atas aset negara tersebut”.
Sementara itu, mantan bupati Lamsel dan Camat belum dapat dihubungi.
Sampai berita ini di terbitkan belum mendapat keterangan resmi dari dinas pariwisata dan anggota DPRD Lamsel.red












