KEMERDEKAAN HAKIKI SEBUAH PANGGILAN JIWA PERJUANGAN DALAM BINGKAI ISLAM 

Jum’at tanggal 1 Agustus 2025 – Gebrakkasus.com — Setiap tanggal 17 Agustus, Masyarakat Bangsa Indonesia ini merayakan hari kemerdekaan dengan gegap gempita.

Bendera merah-putih Indonesia dikibarkan, lagu-lagu perjuangan dinyanyikan, dan berbagai seremoni yang digelar dari kota hingga pedesa.

Namun, pertanyaannya: apakah kita sudah benar-benar merdeka,,???

Dalam pandangan Islam, kemerdekaan sejati al-hurriyah al-haqiqiyyah bukan sekadar bebas dari penjajahan fisik.

Ia adalah pembebasan ruhani dari segala bentuk belenggu: syirik, kebodohan, kezaliman, kemiskinan, dan dominasi hawa nafsu. Sejatinya, kita belum merdeka jika masih menjadi budak dunia, budak kekuasaan, atau budak nafsu.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah mengutusku untuk membebaskan manusia dari penyembahan kepada sesama hamba menuju penyembahan kepada Allah SWT para hamba, dari kesempitan dunia menuju kelapangan dunia dan akhirat, serta dari kezaliman agama kepada keadilan Islam.”

(HR. Ibnul Qayyim dalam I’lam al-Muwaqqi’in)

Kemerdekaan adalah kebebasan untuk tunduk hanya kepada Allah, bukan kepada egoisme diri.

Maka, semangat 17 Agustus bukan semata mengenang jasa pahlawan, akan tetapi menghidupkan kembali misi pembebasan manusia dari kegelapan menuju cahaya iman dan ilmu.

Sebagai penyuluh agama, saya melihat tugas dakwah adalah bentuknya perjuangan zaman ini.

Hati yang merdeka adalah hati yang rela memikul tanggung jawab — mengajar di desa, mendampingi umat, menyuarakan kebenaran meski di tengah tekanan sosial.

Di sanalah letak kemerdekaan yang tidak tampak di televisi, tapi terasa nyata di hati para pejuang kebenaran.

Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya: Al-Kahf · Ayat 29

  • وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْۗ فَمَنْ شَاۤءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَاۤءَ فَلْيَكْفُرْۚ اِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ نَارًاۙ اَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَاۗ وَاِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمَاۤءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِى الْوُجُوْهَۗ بِئْسَ الشَّرَابُۗ وَسَاۤءَتْ مُرْتَفَقًا ۝٢٩

” Dan katakanlah: ‘Kebenaran itu datang dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.”

(QS. Al-Kahfi: 29)

Ayat ini mengandung makna kebebasan memilih. Namun kebebasan dalam Islam selalu disertai tanggung jawab dan konsekuensi.

Maka dari itu, kebebasan dalam bingkai iman adalah jalan kemuliaan; sementara kebebasan tanpa nilai hanya akan menjerumuskan pada kehancuran moral.

Di era modern ini, tantangan kita bukan lagi tentara penjajah, melainkan narkoba, korupsi, pergaulan bebas, kebodohan, dan kemiskinan dimasyarakat.

Ini adalah bentuk baru penjajahan: menjajah akal, merusak generasi. Maka jihad kita hari ini adalah jihad ilmu dan dakwah.

Dengan pena, mikrofon, dan keteladanan, kita perjuangkan kemerdekaan spiritual bagi bangsa Indonesia ini.

Sebagai akademisi, saya meyakini bahwa bangsa ini tidak akan benar-benar merdeka jika tidak dibangun di atas fondasi iman, ilmu, dan akhlak.

Maka 17 Agustus ini, mari kita jadikan momen muhasabah refleksi diri untuk menjadi pribadi yang benar-benar merdeka:

Merdeka dari ketergantungan dunia, Merdeka dari ketakutan menyuarakan kebenaran, Merdeka dari kejahiliyahan yang dibungkus modernitas. Karena hanya dengan kembali kepada Allah-lah, Indonesia akan meraih kemerdekaan hakiki.

Allah SWT berfirman: Al-An’am · Ayat 125

  • فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاۤءِۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ ۝١٢٥

“Barangsiapa yang Allah kehendaki untuk mendapat petunjuk, niscaya Dia akan melapangkan dadanya untuk (menerima) Islam.” (QS. Al-An’am: 125)

“Dirgahayu Indonesia. Merdeka dalam arti sejati!”

OLE MUHAMMAD ALI AKBAR S. Pd.I,M.Pd.I (Penyuluh Agama Islam KUA Tapaktuan)

Dilansir NARASUMBER @ WIRA TAPAKTUAN 1984. *Red.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *