Gebrakkasus.com – LAMPUNG, – Di Gebyar peluncuran Koperasi Merah Putih (KMP) yang berlangsung lumayan meriah tepatnya di Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda, pada hari Senin 22 Juli 2025.
Ada suara lirih dari para pedagang kecil yang mencuat dari balik keramaian tersebut. Mereka mengeluhkan kerugian yang dialami akibat banyaknya pengunjung, memesan makanan dan minuman tanpa kejelasan pembayaran yang pasti.
Kegiatan berskala besar ini yang dihadiri langsung oleh Gubernur Lampung Rahmad Mirzani Djausal, Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiyanti, serta sejumlah pejabat daerah kabupaten Lamsel, kepala OPD, camat, dan seluruh kepala desa se-kabupaten Lamsel.

Didepan Kantor KMP kelurahan Way Urang Ratusan orang yang memadati kawasan Taman Masjid Agung Kalianda Lamsel, pada hari Senin 21 Juli 2025.
Namun di balik megahnya panggung seremonial dan sambutan yang penuh pujian tersebut, ada sejumlah pedagang yang menggelar dagangannya di area taman masjid agung justru merasa rugi atau buntung.
“Banyak yang datang-datang, pesan tapi nggak tahu siapa yang bayar. Mereka rombongan, terus pergi begitu aja,” jelasnya pedagang yang biasa mangkal di sekitar lokasi masjid.
Kondisi ini yang membuat pedagang kebingungan. ada Beberapa yang mengaku tim pelaksana kegiatan, kami tak sempat menagih karena pengunjung datang dan pergi secara acak, sebagian lainnya merasa sungkan karena pembeli tampak berasal dari kalangan instansi pemerintah daerah.
“Nggak mungkin kami tagih satu-satu. Lagipula kalau mereka pakai seragam kantor, kami malah takut. Tapi rugi ya rugi,” ucapnya yang mengaku kehilangan potensi pemasukan hingga ratusan ribu rupiah dihari ini.
Mirisnya lagi, kegiatan ini yang mengusung semangat pemberdayaan ekonomi rakyat justru meninggalkan ironis yang bertolak belakang dengan tujuan koperasi Merah Putih itu sendiri—yakni menyejahterakan anggota dan menguatkan ekonomi lokal.
Meski demikian, para pedagang tetap menunjukkan sikap legowo nya. Mereka menyadari bahwa keberuntungan kadang tak selalu berpihak bagi mereka, bahkan di tengah peluang yang sangat besar.
“Ya sudahlah mas, mungkin belum rezeki. Kami ikhlasin aja lah,” katanya salah satu pedagang lainnya.
Kisah ini sangatlah menarik, dan menjadi pengingat besar untuk para pemerintah bahwasanya dalam setiap kemeriahan program-program di pemerintahan.
Disitu ada tanggung jawab moral yang tak boleh dilupakan dan juga diabaikan oleh pemerintah daerah itu sendiri.” Supaya untuk menjaga keadilan ekonomi, dikalangan masyarakat sekecil “.













