Poto: Saat pelantikan seketaris daerah kabupaten Lamsel.
LAMSEL, – Komisaris BUMD yang dilantik sebagai Sekretaris Daerah (SEKDA) oleh Bupati Lampung Selatan mendapat Kritikan dari berbagai kalangan elemen masyarakat.
Sebelumnya LSM pro rakyat, kali ini datangnya dari DPD jajaran Wartawan Indonesia (JWI) Lampung Selatan, Zul Kenedi, melalui sekretarisnya Ainul Fajri, mengungkapkan, pelantikan Supriyanto dinilai tidak profesional, tanpa melihat track record sosoknya terlebih dahulu.
“Karena dia kan komisaris BUMD dan sementara ini BUMD lagi dalam pemeriksaan penyidikan kejaksaan negeri (Kejari), seharusnya ini jadi pertimbangan bagi Bupati untuk menentukan siapa yang layak memimpin SEKDA kabupaten Lampung Selatan”.
Selanjutnya Ainul mengatakan, jabatan SEKDA merupakan ASN tertinggi yang harusnya memiliki terobosan guna membantu Bupati dan wakil bupati Lampung Selatan untuk menjalankan roda pemerintahan dan program-program yang sudah direncanakan, Serta menjadi panutan dikalangan ASN dan OPD dibawahnya.
Perlu diketahui, Supriyanto adalah komisaris BUMD Lamsel maju artinya yang ikut bertanggung jawab di pengelolaan perusahaan plat merah tersebut, Karena perusahaan itu masih dalam masalah, jangan sampai menjadi penghambat di Roda pemerintahan kabupaten lamsel. Tegas bang Ainul dengan sapaan akrabnya.
Paskah dilantiknya Supriyanto sebagai SEKDA Lamsel, menimbulkan pertanyaan publik. Sebab di BUMD itu masih dalam penyidikan Kejari Lampung Selatan dan belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Mungkin ada yang terlupakan bahwa beliau (Supriyanto) itu masih dalam proses hukum sebagai saksi dikasus dugaan Tipikor BUMD Lamsel maju. Karena’ belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Kajari dan sudah bayak juga yang diperiksa termasuk Edi “, Jelasnya.
Di lain sisi ketua formalis ini menambahkan, proses penilaian Tim lamsel JPTP SEKDA, Yang melupakan bahwa salah satu calonnya itu masih terperiksa di kejaksaan Negeri sebagai Saksi di Kaskus BUMD yang dipimpin oleh nya Supriyanto.
“Mungkin penilaian saat ini hanya sekedar akademis, tapi jangan lupa etik dan moral kita junjung tinggi. Setinggi apapun sekarang ketika etik dan etika juga moral tidak bagus maka akan kurang bagus pula kedepannya”, tutupnya.