Gebrakkasus.com – LAMPUNG,– Mungkin pernah didatangi jamah tabligh. Berpakaian ala Arab. Kalian diajak salat berjamaah ke masjid. Diajak ngaji, kadang diajak makan bersama. Salat, ngaji, dengarkan tausiah. Pada Senin tanggal 24/11/2025.
Jamaah ini selalu menjadikan masjid untuk singgah sekaligus pusat dakwahnya. Jamaah Tabligh ini agak berbeda dengan Harakah atau ormas dakwah yang lain.
Pola dakwahnya khas. Salah satu bedanya, mereka rela meninggalkan anak istri, demi berdakwah ke kampung atau negara lain dengan bekal dari hartanya sendiri. Nah, kali ini, para jamaah ini akan berkumpul di Lampung dengan skala sangat besar. Diperkirakan 1,5 juta jamaah.
Simak narasinya sambil seruput Koptagul, wak!Lampung, sebentar lagi akan berevolusi menjadi organisme raksasa yang membuat para ilmuwan biologi pun tercengang. Cobalah bayangkan! Di tengah lahan kosong seluas 33 hektare itu, Masjid Agung Al Hijrah berdiri seperti inti sel yang menunggu ledakan kehidupan.
Acara ini dibuka Dari 28–30 November 2025, Kota Baru, Lampung Selatan, diperkirakan akan dibanjiri 1,5 juta jamaah. Ini sebuah populasi setara kota besar yang tiba-tiba muncul seperti koloni organisme saat fase log growth.
“Organisme” ini datang dari segala penjuru bumi. Dari Malaysia, Brunei, Thailand, lalu dari pusat-pusat gen tabligh dunia, seperti India, Pakistan, Bangladesh. Dari Timur Tengah hadir membawa angin gurun, dari Afrika Selatan, Kenya, Tanzania, hingga Eropa, Amerika Serikat, Kanada. Dunia yang biasanya ribut soal perang, ekonomi, dan politik, tiba-tiba kompak bermigrasi ke Lampung hanya untuk satu hal yang terdengar sederhana namun dahsyat, mendengar dakwah tentang salat, masjid, dan hidup yang lebih jernih.
Fenomena apa lagi yang lebih menggetarkan selain melihat manusia dari lima benua duduk di tanah kosong sambil mengakumulasikan mujahadah dan pengorbanan dari masing-masing individu yang hadir?Sementara itu, pemprov bekerja seperti sistem imun adaptif yang mendeteksi datangnya gelombang besar kehidupan.
Jalan menuju Kota Baru diperbaiki, akses dari Bandara Radin Inten II sejauh 25–30 km dipoles agar tidak terjadi “penyumbatan nadi” lalu lintas. Dari Bandar Lampung, 20 km jalur Jl. ZA Pagar Alam – Jl. Ryacudu disterilkan untuk memastikan mobil, bus, dan manusia bisa bergerak seperti aliran darah yang lancar.
Parkir raksasa, dapur umum sebagai mitokondria massal, posko kesehatan sebagai ribosom penyembuh, hingga jalur evakuasi yang siap sebagai saraf simpatis, semua disiapkan untuk memastikan organisme raksasa ini tidak kolaps.
Tentu ada yang sinis, meragukan acara sebesar ini bebas dari embel-embel politik. Para politisi tahu diri bahwa dalam event ini tidak ada mimbar buat mereka. Tapi sengaja hadir sebagai diri pribadi yang berstatus hamba Allah dan ummat Baginda Nabi saw.
Dan Jamaah Tabligh adalah spesies yang unik. Autotrof spiritual yang hidup dari dzikir, bukan dari baliho. Mereka lebih sibuk menghafal doa dari menghafal janji kampanye. Kalau ada yang mencoba menumpang momentum seperti ini, siap-siap saja mengalami “penolakan organ.
” Yang diterima hanya tasbih, bukan spanduk calon.Inilah puncak keajaibannya. Masjid Agung Al Hijrah akan menjelma menjadi organ pusat. Lahan kosong berubah menjadi matriks jaringan hidup, dan udara akan dipenuhi “spora-spora doa” yang terbang ke langit.
Seorang jamaah dari Afrika Selatan bisa duduk di samping warga Lampung, makan nasi bungkus yang sama, tidur di tenda yang sama, mendengar ceramah yang intinya sama, hidup ini sebentar, jangan jadi mutasi yang merusak.Terlalu berlebihan? Silakan bilang begitu.
Tapi bagaimana lagi menggambarkan 1,5 juta manusia yang rela datang ke tanah kosong demi mencari hidayah dan menjadi asbab hidayah? Ini bukan sekadar acara, ini fenomena biologis rohaniah yang tidak akan terulang setiap tahun.
Akhir November 2025 nanti, Lampung tidak lagi hanya titik di peta Nusantara, melainkan pusat metabolisme iman dunia. Di saat bumi dipenuhi bisingnya perang dan krisis, Lampung memberi pesan sederhana namun mencengangkan.
Lebih mencengangkan lagi adalah target dari pertemuan ini yang akan memberangkatkan 15.000 rombongan ekspedisi dakwah ke seluruh penjuru tanah air selama 4bulan dan 300 rombongan diantaranya akan menempuh pengembaraan dakwah menuju overseas countries… Terkadang kebesaran sejati tidak diukur dari gedung pencakar langit, melainkan dari kesederhanaan hati-hati yang rela menunduk sedalam-dalamnya kepada Yang Maha Tinggi.












