Gebrakkasus.com – LAMSEL,–Dugaan Pengerjaan asal-asalan dan Minimnya pengawasan Proyek di SDN 1 Pemulihan kecamatan Way Sulan, Kabupaten Lampung Selatan,kini menuai sorotan publik, pada hari Senin tanggal 17 November 2025.
Warga setempat dan juga orang tua siswa menyuarakan kekhawatirannya atas keselamatan anak-anak mereka, dikarena bangunan ini ditujukan untuk fasilitas ruang mengajar dimana anak murid menimba ilmu pendidikan, Hal inilah yang memperkeruh isu di masyarakat sekitar.
Dimana pengawasan dari dinas pendidikan Lamsel , teknis, konsultan, dan komunitasnya dinilai kurang optimal. Dalam Pengamat konstruksi lokal menekankan bahwa, Segitiga di SDN 1 pemulihan kec Way Sulan tanpa melalui proses plesteran.
Proyek rehabilitasi ruang kelas di SDN 1 Desa Pemulihan, Kecamatan Way Sulan, kabupaten Lampung Selatan, tersebut didanai dari APBD tahun 2025, senilai Rp 632.761.911,40, yang dikerjakan oleh CV. Mudia Karya, sedang menjadi sorotan publik karena diduga dikerjakan asal jadi.
Tim media ini menemukan beberapa yang terindikasi pengerjaan tidak sesuai standar saat melakukan inspeksi mendadak pada Selasa, 11 Desember 2025 lalu.
Terlihat pada bagian celup bangunan yang langsung ditutup plafon tanpa melalui proses plester dan acian, dari Hal inilah yang mengakibatkan struktur bangunan tersebut terdampak rapuh dan besi coran tampak jelas terlihat, menimbulkan kekhawatiran yang serius terhadap kualitas dan ketahanan bangunan dalam jangka panjang. Kondisi ini dapat membahayakan keamanan siswa dan guru yang menggunakan fasilitas tersebut.
Disini Cor celup SDN 1 pemulihan kec way sulan di Dugaan ada penyimpangan anggaran dalam proyek pendidikan di Lampung Selatan Berbagai laporan dan sorotan telah muncul terkait dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam proyek pembangunan dan rehabilitasi fasilitas pendidikan.
Masyarakat dan pihak terkait berharap adanya investigasi yang menyeluruh dan tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas dugaan penyimpangan dana dalam proyek rehabilitasi SDN 1 Pemulihan.
Yang disebabkan oleh kualitas material buruk, proses pengecoran tidak standar, atau kesalahan perhitungan beban struktur, dan memerlukan pemeriksaan teknis segera untuk memperbaiki ruangan mengajar tersebut.
Penyebab Potensial Keretakan dan Standar Konstruksi.
Keretakan pada balok beton merupakan masalah umum dalam konstruksi bangunan sekolah di Indonesia, yang dapat mengancam kestabilan struktur secara keseluruhan.
Penyebab utama meliputi kualitas beton rendah (misalnya, campuran semen-pasir-air tidak proporsional), curing (pengerasan) yang tidak memadai, beban berlebih selama konstruksi, atau faktor eksternal seperti perubahan suhu dan penyusutan tanah.
Di proyek ini, dugaan pengerjaannya asal-asalan sejak pengecoran menunjuk kemungkinan pelanggaran standar, seperti tidak mengikuti SNI 2847:2019 untuk persyaratan beton struktural yang menekankan kekuatan minimal dan ketahanan gempa.
Selain itu juga, kegagalan pengawasan lapangan—seperti kurangnya inspeksi rutin—sering menjadi akar masalah, di mana sekitar 35% kegagalan konstruksi disebabkan oleh perencanaan buruk dan material tidak tepat di Lampung Selatan termasuk kualitas rendah pada rekonstruksi fasilitas sekolah.
Dengan anggaran signifikan dan fokus pada keselamatan guru dan siswa, proyek ini seharusnya mematuhi standarisasi nasional untuk bangunan sekolah.
Kerena, Dampak potensial termasuk risiko struktural jangka panjang, biaya perbaikan tambahan, dan hilangnya kepercayaan publik terhadap pengelolaan APBD.
Masyarakat menantikan respons resmi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan, dan dari pihak
termasuk evaluasi dan perbaikan sebelum serah terima. Pengawasan komunitas, seperti siskamling infrastruktur, serta audit BPK, krusial untuk transparansi dan akuntabilitas. (Tim)












