Rintihan ibu Amelia, Dua Minggu Pasca Longsor, Rumahnya Masih Dibiarkan Terancam Roboh 

Gebrakkasus.com- LAMSEL,– Dua minggu berlalu sejak tanah longsor menerjang kawasan pesisir Desa Canggung, Kecamatan Rajabasa, kabupaten Lampung Selatan, namun hingga kini belum terlihat langkah nyata dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk menanggulangi dampak bencana.

Bangunan milik ibu Amelia, warga Dusun 04 RT 07 RW 04, yang terdampak longsor, masih dalam kondisi memprihatinkan. Dinding dan pondasi rumah yang seolah menggantung, dengan posisi tanah di bawahnya amblas di gerus air.

Meski pihak pemerintah daerah telah mengimbau agar rumah tersebut tidak dihuni sementara waktu, faktanya tidak ada tindak lanjut perbaikan maupun bantuan bagi pihak korban.

Kini, ibu Amelia terpaksa mengungsi di rumah saudaranya. Ia mengaku hanya bisa pasrah menunggu kepastian dari pemerintah, sembari berharap rumahnya tidak benar-benar roboh sebelum mendapat perhatian.

Ibu Amelia mencurahkan kesedihannya kepada media ini, sebab Ia kecewa hingga saat ini belum ada kejelasan bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah terhadap bangunan rumahnya yang nyaris ambruk.

“Saya sudah disuruh keluar dari rumah karena katanya mereka berbahaya, tapi sampai sekarang belum ada bantuan, Pemerintah seolah-olah diam. Saya cuma minta kepastian bantuan dari Pemerintah daerah”. Ucap Amelia terbata dan meneteskan air mata, pada hari Minggu 12 Oktober 2025.

Keluhan itu mencerminkan betapa lemahnya kepedulian Pemkab Lamsel terhadap warganya yang tertimpa musibah. Hingga berita ini diturunkan, belum ada satu pun pejabat dari Dinas Sosial, Dinas Perkim, maupun BPBD yang turun langsung memberikan solusi konkret.

Sebelumnya, beberapa media lokal telah menyoroti kelambanan pemerintah dalam merespons musibah ini. Namun dua minggu setelah kejadian, koordinasi lintas sektor antar instansi terkait belum juga terlihat berjalan. Tidak ada pernyataan resmi dari kepala dinas terkait mengenai langkah penanganan, mitigasi, atau rencana perbaikan di lokasi bencana.

Padahal, kondisi bangunan yang rusak saat ini berpotensi ambruk total jika hujan deras atau pergerakan tanah kembali terjadi. Warga khawatir, Pemkab baru akan bergerak setelah korban jiwa benar-benar jatuh atau kerusakan bangunan bertambah.

Minimnya langkah antisipasi dan koordinasi antar instansi ini menguatkan kesan bahwa pemerintah daerah hanya bergerak setelah tekanan publik meningkat. Sikap pasif semacam ini bukan hanya mencerminkan lemahnya manajemen bencana di tingkat daerah, tapi juga memperlihatkan Abian terhadap keselamatan warganya sendiri.

Sampai berita ini diterbitkan, belum ada kejelasan kapan perbaikan akan dilakukan, dan belum ada bantuan logistik maupun upaya relokasi sementara dari Pemkab Lampung Selatan.

Publik kini menunggu : apakah Pemkab akan menunggu rumah warga benar-benar roboh, atau nyawa melayang terlebih dahulu, sebelum bertindak?. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *