SLEMAN |Petani adalah pilar penyangga negara. Bung Karno pernah menegaskan, tanpa petani negeri akan kelaparan. Namun kini, petani kian terdesak: lahan pertanian berubah menjadi kawasan perkotaan, anak-anak enggan melanjutkan profesi orang tuanya, bahkan masyarakat lebih memilih beras impor di warung.
“Petani betul-betul sendirian tanpa teman,” ujar Eko Hand, Ketua Yayasan Taman Sesaji Nusantara.
Padahal, hasil pertanian yang menghidupi manusia seharusnya memantik kesadaran bahwa kehidupan tidak terlepas dari bumi sebagai anugerah Sang Pencipta. Seperti pepatah Jawa, ana urip, ana sing nguripi lan ana sing gawe urip (ada hidup, ada yang menghidupi, dan ada yang menciptakan kehidupan).
Dalam semangat itu, akan digelar diskusi “Mata Air, Pertanian dan Pelestarian Alam” pada:
📅 Senin, 22 September 2025
🕕 Pukul 18.00 WIB
📍 J.J. Café & Art, Jl. Melon, Mundusaren, Nologaten, Depok, Sleman (Belakang Amplas)
Narasumber:
Mas Heru (Eks Presiden Tani Asia/AFA)
Mas Dhimas (Petani muda berbasis kearifan lokal)
Mas Edwind (Pelestari hutan bakau di Kretek)
Moderator: Eko Hand & Uret Pari
Performance:
Ritus Mantra Surya Sakethi
Teater Senthir
Mbah Uret Pari Performance
Mbah Uret Pari, seniman kawakan Yogyakarta, mengajak media turut menyuarakan isu kedaulatan pangan.
“Mari kita berjuang, menempuh waktu dan menghadapi situasi, minimal dengan menyuarakan kedaulatan pangan,” tegasnya. (ek)