Banyumas – Dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani di bidang pertanian ramah lingkungan tim Penyuluh Pertanian Lapangan BPP Kemranjen melatih cara memperbanyak Agensia Hayati dari akar bambu atau yang lebih dikenal dengan nama PGPR (Plant growth promoting rhizobacteria), yang bertempat di balai pertemuan Kelompok Tani Sari Bumi Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen kegiatan tersebut di ikurti oleh anggota kelompok tani sekitar 40 orang, Jumat (8/11/2024)
Disampaikan oleh Sugiyanto selaku Penyuluh Pertanian dari BPP Kemranjen bahwa peran Penyuluh Pertanian Lapangan sangat penting dalam pembangunan di sektor pertanian. Karena Mereka bertugas untuk memberikan bimbingan, pelatihan, dan pendampingan kepada para petani dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan sektor pertanian.
Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak dari penyuluhan pertanian, mereka bekerja langsung dengan petani dan berupaya membantu mereka untuk menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan di bidang pertanian.
Pada kesempatan tersebut Sugiyanto mengajak kepada para petani agar mau bertani yang lebih ramah lingkungan dengan bertani ramah lingkungan. bukan hanya bermanfaat bagi petani saja karena produk yang di hasilkan adalah hasil pertanian yang sehat, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan.
Salah satu manfaatnya adalah mengurangi pencemaran terhadap air dan tanah. Penggunaan pestisida kimia dan pupuk sintetis yang berlebihan dapat mencemari air dan mengurangi kesuburan tanah.
Dalam pertanian ramah lingkungan, penggunaan bahan organik seperti kompos dan agensia hayati berperan penting dalam membantu menjaga kualitas air dan kesuburan tanah agar tetap terjaga bahkan bisa lebih baik.
‘Maka di kesempatan ini kami mengajak dan mengenalkan kepada para petani cara perbanyakan agensia hayati yang semua alat dan bahannya seperti akar bambu, bekatul / Dedak atau tepung beras terasi, gula dan bahan lainnya semua mudah di dapat di sekitar lingkungan petani jika ada yang harus membeli harganya pun sangat terjangkau tetapi memiliki manfaat yang sangat besar untuk budidaya tanaman” katanya
Lebih lanjut di jelaskan bahwa Agensia Hayati (juga dikenal sebagai Agen Hayati atau Agen Biologis) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada organisme hidup yang digunakan dalam pengendalian hama atau penyakit tanaman.
Disampaikan oleh Sugiyanto selaku Penyuluh Pertanian dari BPP Kemranjen bahwa peran Penyuluh Pertanian Lapangan sangat penting dalam pembangunan di sektor pertanian. Karena Mereka bertugas untuk memberikan bimbingan, pelatihan, dan pendampingan kepada para petani dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan sektor pertanian.
Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak dari penyuluhan pertanian, mereka bekerja langsung dengan petani dan berupaya membantu mereka untuk menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan di bidang pertanian.
Pada kesempatan tersebut Sugiyanto mengajak kepada para petani agar mau bertani yang lebih ramah lingkungan dengan bertani ramah lingkungan. bukan hanya bermanfaat bagi petani saja karena produk yang di hasilkan adalah hasil pertanian yang sehat, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan.
Salah satu manfaatnya adalah mengurangi pencemaran terhadap air dan tanah. Penggunaan pestisida kimia dan pupuk sintetis yang berlebihan dapat mencemari air dan mengurangi kesuburan tanah.
Dalam pertanian ramah lingkungan, penggunaan bahan organik seperti kompos dan agensia hayati berperan penting dalam membantu menjaga kualitas air dan kesuburan tanah agar tetap terjaga bahkan bisa lebih baik.
‘‘maka di kesempatan ini kami mengajak dan mengenalkan kepada para petani cara perbanyakan agensia hayati yang semua alat dan bahannya seperti akar bambu, bekatul / Dedak atau tepung beras terasi, gula dan bahan lainnya semua mudah di dapat di sekitar lingkungan petani jika ada yang harus membeli harganya pun sangat terjangkau, walaupun prosesnya membutuhkan waktu sekitar 2-3 minggu baru bisa di gunakan tetapi memiliki manfaat yang sangat besar untuk budidaya tanaman” katanya
Lebih lanjut di jelaskan bahwa Agensia Hayati (juga dikenal sebagai Agen Hayati atau Agen Biologis) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada organisme hidup yang digunakan dalam pengendalian hama atau penyakit tanaman.
Organisme yang digunakan dalam agensia hayati ini biasanya termasuk serangga, parasit, nematoda, jamur, atau bakteri yang memiliki kemampuan alami untuk membasmi hama atau patogen tanaman.
Sedangkan PGPR (Plant Growth-Promoting Rhizobacteria) adalah bakteri pemacu pertumbuhan tanaman. Bakteri yang terdapat dalam PGPR adalah sejenis bakteri yang biasa hidup di akar tanaman.
Selain itu Mardiana selaku ketua kelompok tani sari bumi mengajak kepada anggotanya agar ilmu yang telah di berikan oleh Penyuluh pertanian supaya dapat di gunakan dan kedepan merencanakan akan membuat PGPR yang lebih banyak lagi agar para petani anggota kelompok tani bisa menggunakannya. (Sg)